Pagi kali ini indah
sekali. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, aku beranjak dari tempat tidur
dengan mata berbinar secerah mentari. Angin sepoi-sepoi yang berhembus lewat
jendela yang aku buka seakan mengajaku bercanda. Aku melemparkan senyum dan
balik menyapa sang angin seakan dia mengerti akan senyumku. Aku mulai bernyanyi
bersaut-sautan dengan beberapa ekor burung pipit yang hinggap di ranting pohon
samping jendela.
Jika saja hari ini hujan,
angin bertiup kencang disertai petir yang menyambar, maka akan lengkaplah
penderitaanku. Hari ini adalah hari terakhir bagiku untuk bekerja sebagai
part-timer di kampus. Aku memilih resign dari kantor marketing bebrapa minggu
lebih awal mengingat waktu untuk menjalankan profesi yang sudah semakin dekat. Meninggalkan
kantor marketing ini merupakan hal yang mudah saja aku lakukan, namun sulit
bagiku untuk meninggalkan setiap pribadi mereka yang ada di tim marketing ini.
Ah, aku tidak mau
berkutat dengan perasaan mellow ini. Aku menyemangati diri agar bisa memberikan
yang terbaik di hari terakhirku bekerja. “Ayo, Ruth, kamu harus semangat!” gumamku
dalam hati.
Aku langkahkan kakiku dan
menyusuri halaman kampus. Terhampar hamparan rumput hijau dihiasi pepohonan
rindang yang menyelimutiku agar sang mentari tidak menembus kulit. Ku jumpai
ada beberapa tukang kebun kampus dan kemudian menyapa mereka. Sapaanku disambut
dengan senyum hangat dari ibu-ibu tukang kebun yang sedang menyapu. Senyum
hangat mereka mendaamaikan hatiku.
“Staff Only”. Itulah tulisan pertama yang aku lihat dari pintu luar
untuk memasuki ruangan admission call
center. 6 Bulan sudah aku berada di sana. Dan, yap.. Beberapa jam lagi aku
tidak akan berada di ruang itu. Aku terdiam sebentar dan kemudian masuk ke ruangan
itu. Aku melihat ada “anggota keluargaku” di dalam ruangan itu. Terasa sangat
hangat mereka menyapaku saat ini.
“Ruth, hari ini hari
terakhirmu disini ya nak? Hikshiks” Ujar Bu Elsa (Kasubbag Admission Call
Center) dengan wajahnya yang sedih namun tetap cantik
“Waah iya ya Ruth kamu
udah ga kerja disini lagi ya nanti? Will miss you” tambah Kak Rilly, Staff yang
sering di-bully oleh seluruh part timer.
Pertanyaan-pertanyaan
yang sama pun mulai dilontarkan oleh mereka semua yang ada disitu. Mereka mulai
mengelilingiku dan mulai menjabat tanganku satu per satu. Aku tak kuasa menahan
haru, namun tak kutumpahkan pula dalam bentuk tangis. “Terlalu konyol bagi Ruth
untuk menangis di kantor” piikirku dalam hati.
Bu Elsa menambahkan dengan
nada bicaranya yang lucu “Yaah, setelah ini udah gaada seru-seruan dong. Ruth resign hari
ini, minggu depan dua Fankhui ini (Olla sama Noel) juga udah ga bakal masuk.
Sedih niiih.” Satu ruangan pun terkekeh. Tertawa tiada hentinya. Maklum, part-timer
yang ada di Admission Call Center kebanyakan adalah fresh graduate dari jurusan
Keperawatan yang terkenal dengan “ke-gokil-an”. Kami sebentar lagi akan masuk
dunia profesi (kalo bahasa beken kedokterannya Co-assistance/Koas) yang tidak
mengenal kata istirahat.
Dari luar ruangan,
terlihat Dennis dan Ko Lucky berjalan mengarah ke ruangan kami.
“Uthee, farewell ya? Gw mau fotoan sama lu doong..” Sahut Dennis girang. Entahlah dia sebenarnya mau berfoto dalam rangka ingin mengabadikan momen ini atau karena dia nge-fans sama aku (hihi peace Den :P ).
“Uthee, farewell ya? Gw mau fotoan sama lu doong..” Sahut Dennis girang. Entahlah dia sebenarnya mau berfoto dalam rangka ingin mengabadikan momen ini atau karena dia nge-fans sama aku (hihi peace Den :P ).
Joey dengan aksen “Britishnya”
pun tidak mau kalah memberikan komentar “Ruth, I shou’ tek pi’cer with ya tuu.”
Kira-kira begitulah aksennya jika ditulis dalam kata-kata (ampun Joey gw
lebay).
Sahutan Dennis dan komentar Joey pun memecahkan suasana hatiku yang hampir mellow saat itu diikuti dengan tawa girang oleh semua orang di ruangan itu. Akhirnya semuanya berbaur dan menyetujui ide Dennis. Kami pun melakukan foto bersama.
Sahutan Dennis dan komentar Joey pun memecahkan suasana hatiku yang hampir mellow saat itu diikuti dengan tawa girang oleh semua orang di ruangan itu. Akhirnya semuanya berbaur dan menyetujui ide Dennis. Kami pun melakukan foto bersama.
Inilah beberapa gambar
yang sempat diabadikan siang tadi.
Hasilnya....
Till we meet again..
No comments:
Post a Comment