Ada seorang anak yang sebentar lagi akan mengikuti wisuda sebagai tanda kelulusannya dalam kuliah.
suatu saat, ketika dia dalam perjalanan pulang dari kampusnya, dia melewati sebuah show room mobil dan dia melihat ke dalam show room itu. Seketika itu juga, matanya langsung tertuju pada mobil sport terbaru keluaran ford. Dia pun langsung tertarik pada mobil itu dan berkata dalam hatinya, "Saat wisuda nanti, aku akan meminta papa untuk membelikan mobil ini sebagai hadiah keberhasilanku melewati bangku kuliah."
Sesampainya di rumah dia langsung mengatakan isi hatinya kepada ayahnya untuk membelikan mobil sport yang dia lihat di show room dan dia pun percaya kalau ayahnya akan membelikan mobil itu kepadanya mengingat ayahnya sangat mengasihi dia karena dia anak satu-satunya dan ayahnya pun berkemampuan untuk membeli mobil tersebut. Esok harinya dia menceritakan semuanya kepada teman-temannya bahwa dia akan dibelikan mobil sport.
Tiba saatnya wisuda, dan ketika seluruh rangkaian acara selesai, dia melihat ayahnya sedang berdiri dan tersenyum bangga kepadanya dan segerapun ayahnya berlari dan memeluk anaknya. Sambil meneteskan air mata, sang ayah berkata, "Papa bangga punya anak spertimu, nak." dan setelah memeluknya, ayahnya mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Betapa terkejutnya anak ini saat dia berpikir bahwa ayahnya akan mengeluarkan kunci mobil, justru ayahnya mengeluarkan sebuah bingkisan yang dibungkus dengan kertas kado yang rapi. Hatinya pun bertanya-tanya sambil berharap di dalam bingkisan itu, ada sebuah kunci mobil. Ketika dia membuka bingkisan tersebut, ternyata di dalamnya ada sebuah alkitab yang dibungkus dengan sampul kulit yang begitu indah dan diatas sampul itu tertera namanya dengan tinta emas yang ditulis dengan sangat rapi. Anak itu tidak menerima pemberian ayahnya lalu membanting alkitab itu dan berkata, "Kalau memang papa mencintai saya, kenapa papa hanya memberikan ini?! bukankah papa tahu yang saya inginkan?!" lalu anak itu segera pergi tanpa mendengarkan penjelasan apapun dari ayahnya. Saat itu ayahnya hanya bisa menangis melihat anak yang sangat dia kasihi pergi meninggalkannya.
Sejak kejadian itu, anaknya tidak pernah kembali ke rumah. Anaknya pergi ke suatu kota yang berbeda dan disana dia meraih sukses dan berkeluarga serta mempuynyai dua orang anak. Sementara ayahnya hanya tinggal sebatang kara di rumah yang anaknya tinggalkan. Setiap hari ayahnya merindukan anaknya dan menangis sambil berharap suatu hari akan ada keajaiban yang akan membuat anaknya kembali lagi kepadanya. hari berganti hari tahun berganti tahun, anaknyapun merasakan hal yang sama, Namun setiap kali rasa rindu itu menghampiri dia, dia kembali teringat kejadian waktu wisuda yang membuat rasa rindunya berubah menjadi rasa benci.
Suatu hari datanglah jaksa kota ke rumah anaknya. Sang jaksa membawa berita bahwa ayahnya telah meninggal dan sang anak diminta untuk pergi ke rumah ayahnya karena ayahnya mewariskan seluruh hartanya kepada anaknya. Ketika memasuki pintu halaman rumah ayahnya, dia kembali mengingat masa-masa indah bersama ayahnya dan dia menyadari betapa ayahnya mencintai dia. Semua kenangan itu terbentang di benaknya. Lalu jaksa itu menuntun dia ke brankas ayahnya. Di dalam brankas itu, dia mendapati sebuah bingkisan yang sama seperti yang ayahnya berikan waktu dia diwisuda. Dia membuka bingkisan itu dan isinya masih sama, yaitu alkitab yang disampul dengan sampul kulit yang indah dan tertera namanya di atasnya dengan tinta emas. Dia mulai membalik halaman demi halaman dari alkitab itu. Dan pada suatu halaman matanya tertuju pada ayat yang di garis bawahi oleh ayahnya dengan sangat rapi, matius 7:11, "jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." pada saat dia membaca ayat ini, dia menangis. Dia merasakan betapa ayahnya mencintai dia. Lalu tiba-tiba sesuatu jatuh dari belakang alkitab itu. ternyata itu adalah sebuah kunci mobil. Di gantungan kunci mobil itu tertera nama show room tempat dia melihat mobil sport yang pernah dia minta pada ayahnya. Dan di halaman belakang alkitab itu dia mendapati STNK mobil yang didalam STNK itu tertulis namanya dengan lengkap. Dan ada beberapa surat-surat lainnya. Lalu dia mendapatkan kwitansi pembayaran mobil tepat sehari sebelum hari dia diwisuda beberapa tahun yang lalu.
Dia menangis tersedu-sedu. Dia langsung berlari ke garasi mobil ayahnya lalu dia melihat di sudut garasi itu ada sebuah mobil yang sudah tertutup dengan debu karena sudah bertahun-tahun tidak dibersihkan. Namun sekalipun mobil itu tertutup dengan debu, dia masih bisa mengingat dengan jelas kalau itu adalah mobil sport yang pernah dia minta pada ayahnya sebagai hadiah saat hari wisuda. Dengan lemah dia berjalan menuju mobil itu. Dia membersihkan kaca mobil itu dan dia melihat kedalam. Dia melihat semuanya masih tertutup dengan plastik dan saat dia melihat ke dashboard mobil itu, dia melihat foto ayahnya yang sedang tersenyum bangga kepadanya.
Teman-teman, yang menjadi masalah di dalam perjalanan hidup kita ini, seringkali Dia tidak beri tahu rencanaNya dari awal sampai akhir. Sebab Dia menuntun setiap kita "langkah demi langkah".
No comments:
Post a Comment