Sunday, 31 May 2015

Kontrol Gaya Hidup menjelang Wisuda

Setelah melewati 3 bulan tanpa tidur yang cukup dan makan yang teratur selama penyusunan skripsi, kali ini saya melakukan "balas dendam". Saya merasa perlu untuk sedikit "menikmati hidup" sebelum tiba sebuah acara kelulusan yang populernya disebut Wisuda. Saat  itu, porsi makan bertambah 2 kali lipat, waktu tidur >10jam, dan tentu saja tidak ada sama sekali niat untuk berolahraga.
Saya ingat sekali, waktu itu H-3 bulan sebelum tanggal wisuda. Saya dan beberapa teman sedang memperbincangkan kebaya yang akan dipakai saat wisuda dan timbangan berat badan yang jarum jamnya semakin ke kanan. Perasaan saya pun saat itu sedikit terusik dan mulai mempertimbangkan dalam hati untuk sebaiknya saya pun menimbang berat badan.
Awalnya, saya agak sedikit takut untuk menimbang berat badan di klinik kampus karena takut menerima kenyataan (bahwa berat badan saya naik) namun tetap saya lakukan. Ternyata benar, berat badan saya mencapai 65kg (yang awalnya 57kg). Sejak saat itu saya mulai termotivasi untuk menurunkan berat badan agar terlihat cantik saat memakai kebaya saat wisuda nanti.
Pola diet yang saya terapkan adalah diet rendah karbohidrat, tinggi serat serta protein . Saya juga meluangkan waktu 1.5jam untuk berolahraga ringan (yoga, jogging, treatmil, sit-up). Tidak lupa juga saya minum air mineral >2,5L/hari untuk menghindari dehidrasi. Awalnya gaya hidup tersebut sangat sulit saya lakukan mengingat saya memiliki kebiasaan buruk yaitu ngemil di malam hari. Namun saya bertekad untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Saya membatasi jam makan malam saya yaitu pukul 6.00pm. Jika ada godaan untuk ngemil datang, saya menggantinya dengan menyantap sayuran/buah. Gaya hidup tersebut saya lakukan secara continue sampai saat ini. Alhasil, saya berhasil menurunkan 6kg berat badan saya.
Dengan melakukan pengontrolan pola diet seimbang dan mempertahankan pola hidup seperti ini, saya merasakan sendiri keuntungannya. Saya lebih percaya diri dengan bentuk tubuh, saya merasa lebih prima, dan saya juga tidak khawatir dengan kebaya yang akan saya gunakan saat wisuda nanti. Saya akan tetap menerapkan gaya hidup seperti ini seterusnya. Saya merasa bahwa hidup sehat tidak hanya perlu diterapkan saat momen penting akan tiba, tapi gaya hidup sehat harus dilakukan untuk menjamin hidup yang sehat hingga akhir nanti.
#HealthAgent #Nutrifood #Inspiring blog.nutrifood.co.id

Wednesday, 6 May 2015

So, it's you, Daddy

Untuk seseorang yang disebut Ayah di sebuah rumah sederhana. Seorang anak yang beranjak dewasa kemudian menyadarinya..
It's you, Daddy...
Yang bekerja keras demi keluarganya
Yang bijak dalam mengambil keputusan demi kebaikan keluarganya
Yang rela menjadi supir pribadi anggota keluarga kecilnya
Yang memperlakukan istrinya dengan lembut
Yang mau berbagi ranjang dengan ibu dari anak-anaknya
yang merawat 1x24 jam dikala anak-anaknya kurang enak badan
Yang menemani anaknya mengerjakan tugas hingga larut malam
Yang percaya anaknya mampu melakukan tindakan “menguji adrenalin”
Yang rela lembur untuk mendapatkan uang tambahan agar dapat membelikan kado untuk anaknya
Yang mau berbagi makanan kesukaan dengan anaknya
Yang mau membagi jatah cuti demi liburan bersama keluarga atau sekedar duduk makan di rumah bersama
Yang memberikan contoh bagi anak lelakinya untuk mampu memperlakukan saudara/teman perempuannya dengan sopan
Yang menunjukkan kepada anak perempuannya bahwa tidak semua lelaki itu sama karena ada satu lelaki yang mampu mencintai perempuannya dengan lembut seperti dirinya
Yang selalu siaga bagi anak perempuannya ketika diganggu teman lelaki
Yang tidak lelah untuk mendoakan keluarganya di sela-sela jam makan siang
Yang rela meminjamkan bahu bagi semua anggota keluarganya yang sedih
Yang menjadi instruktur olahraga
Yang berinisiatif untuk memperbaiki genteng yang bocor, saklar yang rusak, bahkan lampu yang padam
Yang bisa diajak ke toko buku hanya untuk menemani anak-anak membeli ataupun sekedar membaca buku
Yang memberikan surprise saat hari spesial
Yang rela disebut “jahat” oleh anak-anaknya ketika tidak diijinkan untuk melakukan sesuatu yang menurutnya tidak pantas untuk dilakukan

Yang tidak pernah lupa mengingatkan “tetaplah kasihi ibumu, walaupun ia sedikit bawel”