Untukmu, yang selalu ada di dalam doaku walau tanpa nama
Hai pria yang luar biasa, sedang apa dirimu saat ini?
Aku berpikir kalau kamu sekarang sedang menyelesaikan pekerjaanmu, entah itu tugas kuliah, tugas kantor, ataupun tugas di rumah (memperbaiki genteng bocor). Harus aku akui, kegigihanmu dalam menyelesaikan segala pekerjaanmu itu membuat dirimu semakin terlihat gagah dan berani. Mungkin di saat ini pekerjaanmu sedikit menyingkirkan posisiku di dalam otakmu untuk dipikirkan, namun tidak di dalam hatimu. Ingin aku mengajukan keberatan mengenai pekerjaanmu itu, tapi aku tidak mempunyai hak apapun karena kau dan kesibukanmu memang sudah dipersiapkan untukku.
Sesekali aku tertawa ketika berpikir bagaimana respon kita masing-masing ketika bertemu nanti. Apakah akan ada rasa canggung, lucu, atau romantis? Pertanyaan lain yang terbesit adalah apakah kamu adalah pria yang sudah lama aku kenal, atau pria yang sudah lama tidak berjumpa denganku, atau kamu benar-benar orang asing yang sama sekali belum pernah kutemui? Namun satu hal yang pasti ingin aku dan kamu lakukan saat bertemu nanti, kita yakin akan satu sama lain dengan saling menatap mata, dan tangan yang saling menggenggam dan berkata “Aku tahu bahwa kamu orang yang selama ini aku sebutkan dalam setiap doaku, kamu adalah anugerah-Nya yang terindah”.
Kamu adalah sosok yang selalu ada di setiap saat teduh dan doa tidurku..
Sesungguhnya aku tidak sabar untuk segera bertemu denganmu dan menerima ajakan jalan-jalan untuk sekedar menemanimu menyelesaikan pekerjaanmu. Aku selalu tidak sabar untuk menantikan pertemuan-pertemuan singkat yang luar biasa. Kamu dan aku mungkin bukan orang yang akan menghabiskan waktu kencan dengan cara-cara yang romantis seperti cerita dalam fiksi-fiksi disney. Kita hanya perlu duduk bersama di tempat berbeda dan mengucap doa yang sama untuk satu sama lain. Kau mengajariku untuk menghargai waktu indah bersama dengan Tuhan lebih dari waktu untuk kita berduaan.
Kau tahu, betapa beruntungnya aku menemukanmu, yang mencintaiku sebesar cintamu kepada Dia sang pemberi cinta..
Melihat caramu mengasihi-Nya membuat aku seketika terkesima dan menyadari bahwa dari 1000 pria di dunia ini, ada satu orang yang begitu mengasihi-Nya dan diriku, yaitu kamu. Aku tidak akan menyangkali bahwa kau adalah anugerah terindah yang selama lebih dari 20 tahun aku nantikan. Selama penantianku, ternyata kau telah mempersiapkan berbagai hal yang luar biasa untuk masa depan kita. Kau mengesampingkan egomu untuk bermalas-malasan dan hidup sebagai anak muda pada umumnya dengan lebbih memilih bekerja keras dan menyelesaikan setiap pendidikanmu. Kau membagi waktumu dengan berdoa dibanding dengan nongkrong bersama teman-teman sejawatmu. Terima kasih sudah mempersiapkan dirimu untuk menyambutku. Terima kasih telah tumbuh dewasa dan menjadi pria yang dapat diandalkan.
Jika aku belum bisa menjadi perempuan yang kau impikan, maafkan aku..
Ada banyak perempuan yang jauh lebih sempurna dan luar biasa dibanding aku. Modis dan pintar berdandan yang adalah basic seorang perempuan ada pada mereka semua. Tapi kau datang dan memandang bahwa semuanya itu tidak penting, karena kecantikan hanyalah kesia-siaan belaka menurutmu walaupun aku tahu bahwa kau memilihku karena aku adalah salah satu perempuan cantik yang pernah ada. Masakanku mungkin akan terasa sedikit gosong ataupun tidak asin akan kau dapati nantinya. Tapi kau memiliki banyak cara untuk memodifikasinya dengan menambahkan kecap asin sembari menggenggam tanganku yang gemetar karena takut untuk kau omeli. Terima kasih karena kamu mau menjaga hatiku yang mudah rapuh ini.
Pertengkaran takkan bisa kita hilangkan, tapi ingatlah..

Jika nanti aku keras kepala, peluklah aku dan nasehati. Dengarkan apa yang ingin aku bicarakan karena terkadang mengalah untukku adalah jauh lebih baik. Kau dan aku tidak perlu berlomba untuk membuat aku lebih banyak mengalah ataupun sebaliknya. Kalau kau lelah menghadapi diriku yang egois dan kanak-kanak ini, bicaralah. Sebagai orang yang masih belajar memahami dan belajar untuk menjadi pendampingmu, aku belum lihai dalam membaca kode tanpa arah. Di titik kau tak mampu untuk meneruskan dan ingin pergi, ingat kembali. Tuhan tak mungkin mempersatukan kita dengan suci jika hanya dengan semudah itu untuk diakhiri.
Maukah kamu?
Bersediakah kamu untuk menjadi sahabat terbaikku dalam membangun masa depan? Yang sepanjang harinya akan berjumpa denganku bahkan berbagi ranjang dan toilet denganku. Menjadi pria yang tidak akan pernah hilang dari list doaku. Memulai hidup dari nol yang tidak akan langsung nyaman.
Maukah kamu menjadi Teladan bagi anak-anak kita kelak? Mereka yang akan kita dewasakan dan ajari bersama. Akankah kau ijinkan aku menyandang predikat sebagai Nyonya dengan margamu? Maukah kau menghabiskan waktumu sampai akhir denganku? Menerima setiap kekurangan dan kelebihanku.
Betapa aku akan menjadi orang yang sangat bahagia karena menjadi orang yang pertama kali kau lihat saat kau membuka mata. Menua bersama dan memiliki masalah penuaan yang sama. Berjanjilah untuk setiap masalah yang akan kita hadapi kedepannya, kau dan aku akan sama-sama berpandangan dan memiliki keyakinan bahwa selama kita masih bersama, kita akan tetap baik-baik saja.
Relakah kamu jika kau kudampingi sampai di surga nanti?
Dari 3,4 Miliar pria yang ada di luar sana, aku berharap kamu ada dan menemukan aku secepatnya..
Dari aku, yang sedang menantikanmu dengan doa,
Calon mempelaimu