Semesta seakan memaksaku untuk segera bangkit dari keterpurukan yang menahanku beranjak ke masa depan. Dengan merangkak aku mencoba berdiri. Terjatuh, menangis Aku diam seakan tidak mau lagi beranjak. Namun Semesta tetap mendorongku kembali mencoba berdiri.
Ku mantapkan diri untuk mulai memilih landasan yang kuat untuk mulai merangkak. Selangkah, dua langkah, sepuluh langkah. Ah, ternyata bisa semudah ini aku memulai kembali. Ku beranikan diri berdiri, setengah kaki. dan aku jatuh lagi..
Semesta yang sama mengajakku mencoba berdiri lagi, aku mengikutinya. Aku berpegang pada tiang yang kokoh, se-kokoh tekadku untuk belajar berdiri menghadapi kenyataan yang sempat aku tinggalkan. Aku bisa berdiri setengah kaki.. dan dengan kedua kaki.
Dari kejauhan aku memandang sosok yang pernah aku kenal. Dia berdiri dengan setengah membungkuk dibawah sinar lampu jalan yang menggenggam lembaran kertas, yang kuyakini sebagai tulisan runutan kehidupannya. Dia yang kukenal lewat tulisannya; mulai dari roman picisan, kisah hidup dunia nyata yang tidak seperti taman bermain, dan jutaan kisah lain yang menarik saat ku baca. Aku berjalan mengarah kearahnya, merindu tulisan yang sewindu terlewatkan olehku.
Kutemui dia dengan satu rim cerita yang telah terlewatkan olehku. Dia menyapaku hangat dengan sejuta rasa yanng tak terungkap oleh kata dan bahasa namun tulisan. Aku membalasnya dengan prosa rasa yang juga kubungkus dalam tulisan. Kami tak saling bertukar suara namun tulisan. Dan kami memulai membaca satu persatu tulisan.
Lewat tulisan, aku tahu dia sedang merindu.
Lewat tulisan, ia tahu aku pernah terluka.
Lewat tulisan, aku tahu ia sedang mengungkapkan perasaannya yang tidak terkatakan oleh suara.
Lewat tulisan, ia tahu bahwa airmataku pernah kering untuk merelakan kehilangan.
Lewat tulisan, aku tahu ia sedang berjuang.
Dan lewat tulisan juga, ia pun tahu aku sedang berjuang menuju kebahagiaan. Namun tujuan kebahagiaan kami berbeda. Ia berjuang untuk bersatu dengan yang ia rindukan untuk bisa merajut kebahagiaan bersama, sementara aku dalam tulisanku sedang berjuang untuk bangkit kembali meninggalkan luka lama agar aku menuju kebahagiaanku menjalani hidup.
Tulisan-tulisan itu mempertemukan kami, dua orang yang percaya bahwa tulisan adalah yang paling jujur mengungkap misteri rasa.