Kisah
yang akan aku ceritakan ini mungkin bukanlah cerita yang se-menarik Cinderella ataupun Snow White, tetapi kisah ini terlalu berharga bahkan terlalu indah
untuk dilupakan.
Keluarga
yang akan aku bicarakan disini bukanlah keluarga seperti yang semua orang
miliki. Terlepas dari keluarga biologis yang sangat aku sayangi, keluarga kecil
ini lebih dari apa yang pernah aku miliki, lebih dari kata berharga. Keluarga
ini SPESIAL.
Teruntuk
kalian, anggota Keluarga (setengah) Bahagia yang aku sayangi...
Mengenal
kalian adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan titipkan untukku dan hingga
detik ini aku menulisnya, aku masih bersyukur untuk itu. Meskipun kita memulai
“keluarga” ini dengan cara yang sangat jauh berbeda dengan keluarga pada
umumnya terbentuk. Sangat berbeda karena kita adalah keluarga yang berbeda ayah
dan ibu.
Keluarga
(setengah) Bahagia yang terbentuk sejak Juli 2013, waktu liburan semester genap
di musim panas di kota Nyiur Melambai. @_niawow, @_gebzilla, @yuledis, @lobet dan
@_diansin, perjumpaanku dengan mereka ber-lima ini membangun sebuah kelompok
kecil yang lebih dikenal dengan sebutan “Keluarga (setengah) Bahagia”. Kebiasaan
hangout dan chit-chat berbagai hal mulai dari hal serius sampai hal konyol
membuat keluarga ini terlihat seperti perkumpulan orang-orang dewasa muda yang
bersikap seperti ABG. Awalnya aku merasa agak risih untuk menjadi anggota
kelompok ini. Sebagai seorang yang memiliki selera humor rendah beserta dengan
kegaringan, aku lebih memilih untuk membatasi pertemanan atau bahkan tidak
berbagi cerita dengan siapapun. Entah hal apa yang dimiliki “Keluarga
(setengah) Bahagia” ini yang menarik perhatianku untuk tetap mengakui diri
sebagai anggota aktif didalamnya. Gaya humornya? TIDAK! Selera menu makanannya?
TIDAK? Kebersamaannya? YA, BISA JADI! Perasaan dihargai? YA, YA!! Perasaan
dihargai yang sebelumnya tidak ku temukan di komunitas lainnya kini ku dapati
di sini, di “Keluarga (setengah) Bahagia”.
Kali
ini, izinkan aku menuliskan nama-nama mereka yang menjadi personil dalam
“Keluarga (setengah) Bahagia” beserta peranan mereka masing-masing:
@_gebzila:
Putri sulung yang dikenal dengan sebutan “Si Besar” yang diberi gelar “Miss
Halua” oleh sang Papi akibat lakalantas yang meninggalkan sejumlah noda hitam
di wajah cantiknya
@yuledis:
Putri kedua yang tingginya menjulang ke langit, sering disapa “Si Jangkung”,
yang memiliki hobi memeluk buku kabinet sebelum ia terlelap dikala malam.
Memiliki keahlian khusus seperti ngebut dengan mobil
@_diansin:
Putra mahkota patah yang memiliki segudang prestasi di berbagai bidang. Ia
sering diandalkan di dapur karena ia ahli di bidang masak-memasak.
@_niawow:
Putri bungsu sekaligus anak kesayangan mami dan papi. Sering di sebut sebagai
“Sazkia” karena sesaat lagi akan mengemban tugas sebagai pemungut cukai bersama
dengan papinya Zakeus
@uteng:
Mami, sangat terkenal dengan roh garing dan roh frontal. Sering disebut “Metro”
oleh papi dan anak-anak, dan sedang
mengemban tugas di kota orang
@_lobet:
Papi, sangat dikenal sebagai Zakeus karena profesinya sebagai pemungut cukai.
Sesaat lagi akan menjadi single parents bagi anak-anak.
@Mr.Gru:
Paman sekaligus gembala yang baik hati bagi anak-anak “Keluarga (setengah)
Bahagia. Penuh ketegasan dan keceriaan sehingga anak-anak betah bila ditinggal
bersamanya.
Sejujurnya,
aku menilai bahwa keluarga ini adalah keluarga yang paling bahagia yang mungkin
dapat dideskripsikan saat ini. Tanpa aturan yang mengekang, yang ada hanya tawa
dan canda. Air mata pun sering dibagi bersama.
Dikenal
dengan sebutan “setengah bahagia” karena aku hanya bisa membagi setengah dari
masa liburanku kepada keluarga ini. Sebagai seorang yang disebut “mami” dalam
keluarga ini, aku sering tidak membagi waktuku kepada seluruh anggota keluarga.
Setiap anak-anak kubagikan setengah dari waktuku setiap hari untuk bertemu dan
bercengkramah. Menurut Si Besar, Si Jangkung, beserta Putera Mahkota Patah,
mami dan papi hanya memberi setengah dari sebongkah kebahagiaan yang mami dan
papi berikan kepada Sazkia. Mami dan papi disangka lebih banyak meluangkan
waktu bersama Sazkia. Maklum, anak itu adalah putri bungsu berbadan mini yang
patut dilindungi. Pada kenyataannya, anak-anak itu bahkan mami dan papinya
sendiri mendapat bagian kebahagiaan yang sama, yaitu SETENGAH. Walaupun hanya
‘setengah’ kebahagiaan yang kami dapatkan, tetapi kami masih BAHAGIA
Perjalanan
hidup yang aku arungi bersama keluarga ini sungguh sangat menakjubkan. Hingga
tiba waktunya kenyataan memanggil aku (mami) untuk pergi kembali ke metro dan
melanjutkan pekerjaanku disana. Minggu-minggu
terakhir ini adalah minggu tersulit bagiku karena harus pergi meninggalkan “Keluarga
(setengah) Bahagia” dan menitipkan anak-anak itu kepada Mr.Gru. Sulit untuk
menitipkan anak-anak kepada papi karena ia juga hanya bisa berada di rumah pada
saat weekend.
Bagi
kalian anggota “Keluarga (setengah) Bahagia”, aku tahu kalau kebahagiaan yang
telah aku bagikan pada kalian itu hanya “setengah”. Waktu yang aku bagikan bagi
kalian pun hanya “setengah”. Bahkan kisah hidup yang aku bagikan dan dapatkan
masih “setengah”. Aku hanya berharap bahwa kalian selalu mengingat, kita SATU
KELUARGA yang akan memupuk setiap setengah kebahagiaan yang kita miliki menjadi
satu kebahagiaan utuh dalam satu keluarga.