Sunday, 18 August 2013

Keluarga (setengah) Bahagia

Kisah yang akan aku ceritakan ini mungkin bukanlah cerita yang se-menarik Cinderella ataupun Snow White, tetapi kisah ini terlalu berharga bahkan terlalu indah untuk dilupakan.
Keluarga yang akan aku bicarakan disini bukanlah keluarga seperti yang semua orang miliki. Terlepas dari keluarga biologis yang sangat aku sayangi, keluarga kecil ini lebih dari apa yang pernah aku miliki, lebih dari kata berharga. Keluarga ini SPESIAL.
Teruntuk kalian, anggota Keluarga (setengah) Bahagia yang aku sayangi...
Mengenal kalian adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan titipkan untukku dan hingga detik ini aku menulisnya, aku masih bersyukur untuk itu. Meskipun kita memulai “keluarga” ini dengan cara yang sangat jauh berbeda dengan keluarga pada umumnya terbentuk. Sangat berbeda karena kita adalah keluarga yang berbeda ayah dan ibu.
Keluarga (setengah) Bahagia yang terbentuk sejak Juli 2013, waktu liburan semester genap di musim panas di kota Nyiur Melambai. @_niawow, @_gebzilla, @yuledis, @lobet dan @_diansin, perjumpaanku dengan mereka ber-lima ini membangun sebuah kelompok kecil yang lebih dikenal dengan sebutan “Keluarga (setengah) Bahagia”. Kebiasaan hangout dan chit-chat berbagai hal mulai dari hal serius sampai hal konyol membuat keluarga ini terlihat seperti perkumpulan orang-orang dewasa muda yang bersikap seperti ABG. Awalnya aku merasa agak risih untuk menjadi anggota kelompok ini. Sebagai seorang yang memiliki selera humor rendah beserta dengan kegaringan, aku lebih memilih untuk membatasi pertemanan atau bahkan tidak berbagi cerita dengan siapapun. Entah hal apa yang dimiliki “Keluarga (setengah) Bahagia” ini yang menarik perhatianku untuk tetap mengakui diri sebagai anggota aktif didalamnya. Gaya humornya? TIDAK! Selera menu makanannya? TIDAK? Kebersamaannya? YA, BISA JADI! Perasaan dihargai? YA, YA!! Perasaan dihargai yang sebelumnya tidak ku temukan di komunitas lainnya kini ku dapati di sini, di “Keluarga (setengah) Bahagia”.
Kali ini, izinkan aku menuliskan nama-nama mereka yang menjadi personil dalam “Keluarga (setengah) Bahagia” beserta peranan mereka masing-masing:
@_gebzila: Putri sulung yang dikenal dengan sebutan “Si Besar” yang diberi gelar “Miss Halua” oleh sang Papi akibat lakalantas yang meninggalkan sejumlah noda hitam di wajah cantiknya
@yuledis: Putri kedua yang tingginya menjulang ke langit, sering disapa “Si Jangkung”, yang memiliki hobi memeluk buku kabinet sebelum ia terlelap dikala malam. Memiliki keahlian khusus seperti ngebut dengan mobil
@_diansin: Putra mahkota patah yang memiliki segudang prestasi di berbagai bidang. Ia sering diandalkan di dapur karena ia ahli di bidang masak-memasak.
@_niawow: Putri bungsu sekaligus anak kesayangan mami dan papi. Sering di sebut sebagai “Sazkia” karena sesaat lagi akan mengemban tugas sebagai pemungut cukai bersama dengan papinya Zakeus
@uteng: Mami, sangat terkenal dengan roh garing dan roh frontal. Sering disebut “Metro” oleh papi dan anak-anak,  dan sedang mengemban tugas di kota orang
@_lobet: Papi, sangat dikenal sebagai Zakeus karena profesinya sebagai pemungut cukai. Sesaat lagi akan menjadi single parents bagi anak-anak.
@Mr.Gru: Paman sekaligus gembala yang baik hati bagi anak-anak “Keluarga (setengah) Bahagia. Penuh ketegasan dan keceriaan sehingga anak-anak betah bila ditinggal bersamanya.
Sejujurnya, aku menilai bahwa keluarga ini adalah keluarga yang paling bahagia yang mungkin dapat dideskripsikan saat ini. Tanpa aturan yang mengekang, yang ada hanya tawa dan canda. Air mata pun sering dibagi bersama.
Dikenal dengan sebutan “setengah bahagia” karena aku hanya bisa membagi setengah dari masa liburanku kepada keluarga ini. Sebagai seorang yang disebut “mami” dalam keluarga ini, aku sering tidak membagi waktuku kepada seluruh anggota keluarga. Setiap anak-anak kubagikan setengah dari waktuku setiap hari untuk bertemu dan bercengkramah. Menurut Si Besar, Si Jangkung, beserta Putera Mahkota Patah, mami dan papi hanya memberi setengah dari sebongkah kebahagiaan yang mami dan papi berikan kepada Sazkia. Mami dan papi disangka lebih banyak meluangkan waktu bersama Sazkia. Maklum, anak itu adalah putri bungsu berbadan mini yang patut dilindungi. Pada kenyataannya, anak-anak itu bahkan mami dan papinya sendiri mendapat bagian kebahagiaan yang sama, yaitu SETENGAH. Walaupun hanya ‘setengah’ kebahagiaan yang kami dapatkan, tetapi kami masih BAHAGIA
Perjalanan hidup yang aku arungi bersama keluarga ini sungguh sangat menakjubkan. Hingga tiba waktunya kenyataan memanggil aku (mami) untuk pergi kembali ke metro dan melanjutkan pekerjaanku disana.  Minggu-minggu terakhir ini adalah minggu tersulit bagiku karena harus pergi meninggalkan “Keluarga (setengah) Bahagia” dan menitipkan anak-anak itu kepada Mr.Gru. Sulit untuk menitipkan anak-anak kepada papi karena ia juga hanya bisa berada di rumah pada saat weekend.

Bagi kalian anggota “Keluarga (setengah) Bahagia”, aku tahu kalau kebahagiaan yang telah aku bagikan pada kalian itu hanya “setengah”. Waktu yang aku bagikan bagi kalian pun hanya “setengah”. Bahkan kisah hidup yang aku bagikan dan dapatkan masih “setengah”. Aku hanya berharap bahwa kalian selalu mengingat, kita SATU KELUARGA yang akan memupuk setiap setengah kebahagiaan yang kita miliki menjadi satu kebahagiaan utuh dalam satu keluarga.