Friday, 7 December 2012

Enjoyed the Same Mistakes

Tidak sedikit anak usia pra sekolah sangat senang ketika bermain pasir di pekarangan rumah. Ketika sudah dilarang pun, hal itu tetap saja menjadi mainan favorit sang anak. Upaya orang tua agar sang anak tidak lagi bermain pasir di pekarangan adalah dengan memberi dia permainan berupa mobil-mobilan. Singkat cerita, sang anak menikmati permainan mobil-mobilan yang diberikan orang tuanya tidak berlangsung lama. Ketika ia melihat teman sebayanya bermain pasir, ia pun berkeinginan untuk kembali bermain pasir dan akhirnya benar, ia bermain pasir lagi.
Seperti itulah kehidupan kita. Ketika melakukan kesalahan, kita pasti ditegur dan seketika berubah. Perubahan yang kita lakukan tidak berlangsung lama karena kita masih saja ada dalam lingkungan yang mendukung kita untuk melakukan kesalahan yang sama. Kita tertarik akan kesalahan yang diperbuat dan terpikat didalamnya sehingga sulit bagi setiap kita yang jatuh dalam jurang kesalahan yang sama untuk keluar dan meninggalkannya.
Pemberesan perlu kita lakukan. Kesalahan adalah tetap kesalahan. Tidak ada yang bisa bertoleransi dengan kesalahan. Kesalahan tidak boleh dinikmati, melainkan harus dilawan dan dihindari. Tuhan Yesus memanglah Allah yang mampu mengampuni kesalahan kita, tetapi bukan berarti kita dengan seenaknya melakukan kesalahan itu berulang kali. Ia adalah Allah yang tidak menyukai diri-Nya dipermainkan. So, jangan pernah mau menikmati dosa/kesalahan yang sama!